DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN - JANGAN GIGO (GARBAGE IN GARBAGE OUT)
STAMIDIYA8485x ditampilkan Galeri Headline Laman Dosen Opini Headline
DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN
JANGAN GIGO (GARBAGE IN GARBAGE OUT)
Oleh : Sutarsih[1]
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya pewarisan nilai, yang akan jadi penolong dan penuntun umat manusia dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Secara ekstrim dapat dikatakan, bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu bangsa ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalanani oleh bangsa tersebut. Pendidikan merupakan bagian dari supra sistem pembangunan nasional.
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengemnbangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dengan cara yang optimal dalam pembangunan ekonomi dan sosial secara menyeluruh dari suatu negara. Empat hal yang menyangkut perencanaan pendidikan, yaitu: (a) tujuan yang akan dicapai dalam perencenaan, (b) keadaan yang terjadi sekarang, (c) alternatif pilihan kebijakan dan prioritas dalam mencapai tujuan, dan (d) strategi penentuan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan untuk melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan peserta didik yang dilayani oleh sistem tersebut.
Perencanaan yang baik memerlukan data yang akurat. Data yang menjadi dasar untuk menetapkan target dan tujuan yang ingin dicapai. Kesalahan data yang digunakan mengakibatkan perencanaan yang dibuat tidak akan memberi manfaat. Dalam istilah informasi dikenal dengan istilah gigo (garbage in garbage out). Artinya, “kalau input datanya sampah, maka hasilnya, sampah.” Oleh karena itu, data berperan penting dalam sebuah formulasi perencanaan.[2]
Perencanaan pendidikan menempati posisi strategis dalam keseluruhan proses pendidikan. Perencanaan pendidikan itu memberikan kejelasan arah dalam usaha proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga manajemen usaha pendidikan akan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan demikian seorang perencana pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan dan wawasan yang luas agar dapat menyusun sebuah rancangan yang dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan proses pendidikan selanjutnya. Rancangan tersebut harus mampu mengidentifikasikan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT). Tahapan-tahapan dalam perencanaan pendidikan, yaitu: (a) mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan, (b) analisis bidang telaahan permasalahan perencanaan, (c) mengkonsepsikan dan merancang rencana, (d) evaluasi rencana, (f) implementasi rencana, dan (g) evaluasi implementasi rencana dan umpan baliknya.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu perencanaan) agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan. Dalam kaitan ini cara-cara menyelenggarakan pendidikan baik yang bersifat formal, non formal maupun informal merupakan kegiatan komplementer di dalam satu sistem pendidikan yang tunggal.
Dewasa ini perencanaan pendidikan telah berkembang menjadi disiplin ilmu pengetahuan. Jika dipandang dari sudut idiologi maka perencanaan pendidikan itu berbeda-beda, dan jika dipandang dari sudut metodologi, maka perencanaan pendidikan bersifat fleksibel dapat disesuaikan dengan sistem sosial dan taraf perkembangan yang berbeda-beda dari berbagai masyarakat yang ada. Konsep-konsep dan prinsip-prinsip perencanaan pendidikan bersifat universal dan applicable untuk setiap masyarakat. Tugas pokok perencanaan pendidikan adalah menentukan keadaan yang sebaik-baiknya dari hubungan-hubungan internal dan eksternal sistem pendidikan untuk mencapai keseimbangan yang sebaik-baiknya dalam keadaan yang berubah secara dinamis dan mempengaruhi kearah perubahan yang diinginkan.
[1] Dosen STAMIDIYA Bangkalan Sekaligus Kepala SDN sambiyan 1 Konang Bangkalan.
[2] Matin, 2013. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada